Di era digital seperti sekarang, kamu bisa lho membuka usaha jualan tanpa perlu menciptakan produk sendiri. Yup, salah satu pilihannya adalah menjadi reseller atau dropshipper. Sudah tahukah kamu apa perbedaan reseller dan dropship?
Dalam dunia jual beli online, istilah reseller dan dropship mungkin sudah sering kamu dengar.
Akan tetapi, masih ada banyak yang belum memahami tentang perbedaan keduanya.
Nah, pada artikel berikut kita akan mengupas tuntas seputar perbedaan reseller dan dropship.
Jadi, langsung simak sampai selesai, ya!
Pengertian Reseller dan Dropship
Sebelum membahas bedanya reseller dan dropship, mari kita pahami dulu pengertiannya.
Jadi, reseller adalah sistem penjualan di mana seseorang membeli produk dengan harga tertentu kemudian mempromosikan dan menjualnya kembali pada customer dengan harga lebih tinggi.
Selisih harga beli dan harga jual itulah yang akan menjadi keuntungan mereka.
Sedangkan dropship adalah sistem penjualan di mana seseorang mempromosikan dan menjual kembali barang milik orang lain tanpa harus membelinya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak perlu memikirkan stok barang.
Jadi, sederhananya kamu menjadi perantara antara si pemilik barang dengan pembeli.
Dropshipper adalah sebutan untuk orang yang melakukan kegiatan ini. Adapun keuntungan sistem dropship adalah didapatkan dari jasa penjualan yang telah dilakukannya.
Perbedaan Reseller dan Dropship
Nah, sekarang kamu sudah paham kan apa itu reseller dan dropship? Keduanya memang sama-sama jenis pekerjaan lepas yang bisa kamu jadikan usaha sampingan.
Atau kamu juga dapat menjadikannya pekerjaan utama asalkan pemasukan dari reseller dan dropship mampu memenuhi kebutuhan kamu dan keluarga.
Selanjutnya, mari kita bahas lebih detail mengenai beda dropship dan reseller.
1. Modal
Pertama, perbedaan antara dropshipper dan reseller perihal modal usaha.
Dalam hal ini, reseller adalah sistem penjualan yang memerlukan modal cukup besar, karena kamu harus menyetok barang lumayan banyak.
Besarnya modal juga menentukan berapa banyak barang yang kamu dapat.
Sedangkan sistem dropship sebaliknya, bahkan bisa dibilang tak membutuhkan modal biaya sama sekali.
Ini dikarenakan seluruh proses packing barang, pengiriman, hingga memastikan stok barang sudah menjadi tanggung jawab pemilik toko.
Kamu tinggal mengeluarkan biaya untuk pulsa atau kuota internet saja guna memasarkan produk.
2. Cara Kerja
Perbedaan reseller dan dropship selanjutnya ialah dari cara kerjanya. Bisa dikatakan bahwa reseller sebenarnya mirip dengan pedagang.
Pasalnya kamu harus membeli barang terlebih dahulu dari supplier atau distributor sebelum menjualnya ke pihak konsumen.
Sementara cara kerja dropship adalah mempromosikan produk ke konsumen terlebih dahulu, barulah jika mendapatkan pesanan, kamu akan meneruskannya ke supplier atau distributor.
Setelah itu, mereka akan mengirimkan barang ke konsumen.
3. Keuntungan
Dari segi keuntungannya, perbedaan reseller dan dropship adalah jelas lebih profit reseller.
Bagaimana tidak, kamu bisa mendapat barang dari produsen dengan harga termurah kemudian menjualnya kembali dengan harga yang kamu tentukan sesuka hati.
Dari sini kamu akan memperoleh untung lebih besar.
Beda halnya jika kamu menjadi dropshipper. Keuntungan yang kamu peroleh mungkin tidak akan sebesar reseller sebab pesanan kamu kalah banyak dengan pembelian reseller.
4. Pelayanan ke Konsumen
Perbedaan reseller dan dropship selanjutnya ialah dalam hal pelayanan ke konsumen.
Saat menerima pesanan, reseller akan melakukan pengemasan dan pengiriman barang sendiri, sehingga biaya tersebut juga menjadi tanggungannya.
Sedangkan dropshipper, begitu menerima oder ia akan menyampaikannya kepada supplier.
Jadi, urusan pengemasan dan pengiriman juga menjadi tanggung jawab pihak supplier. Artinya kamu lebih hemat biaya di sini.
5. Strategi Pemasaran
Perbedaan reseller dan dropship juga bisa dilihat dari strategi pemasarannya.
Reseller dapat melakukan promosi penjualan dengan direct selling atau penjualan langsung pada konsumen.
Karena kamu sudah menyetok banyak barang, kamu bisa membuka toko offline atau menawarkannya ke tetangga.
Sementara pemasaran dropship biasanya dilakukan secara digital, seperti melalui media sosial, e-commerce, grup WhatsApp, dan lain sebagainya.
6. Risiko
Perlu dipahami bahwa baik menjadi reseller maupun dropshipper, keduanya sama-sama memiliki risiko.
Keduanya mempunyai beberapa konsekuensi yang perlu menjadi bahan pertimbangan kamu.
Perbedaan reseller dan dropship dari segi risikonya adalah ketika menjadi dropshipper, barang tak selamanya selalu tersedia di supplier.
Alhasil pesanan yang datang terpaksa harus kamu tolak. Kalau seperti ini, kamu tidak mendapat pemasukan.
Sedangkan risiko yang harus siap kamu tanggung jika menjadi reseller adalah kemungkinan barang tidak laku terjual, apalagi kalau jumlahnya banyak.
Hal ini tentu saja membuat kamu merugi. Mau tidak mau, barang sisa tersebut dijual rugi daripada tidak laku sama sekali.
Kelebihan dan Kekurangan Reseller
Dari penjelasan perbedaan reseller dan dropship di atas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa kelebihan dan kekurangan reseller adalah sebagai berikut.
Kelebihan Reseller
Memiliki stok barang sehingga bisa mengetahui berapa jumlah stok barang yang tersedia
Mempunyai akses informasi yang banyak mengenai produk jualannya, seperti bahan, kualitas, ukuran, sehingga mampu menjelaskan dengan detail kepada pembeli
Penjualan tidak terbatas hanya melalui direct selling, melainkan juga bisa memasarkannya melalui marketplace
Kekurangan Reseller
Harus mempunyai modal cukup besar
Harus melakukan pengemasan dan pengiriman barang
Risiko kerugian yang ditanggung cukup besar
Kelebihan dan Kekurangan Dropship
Sementara itu, kelebihan dan kekurangan sistem dropship adalah:
Kelebihan Dropship
Tidak memerlukan modal besar
Tidak perlu melakukan pengemasan maupun pengiriman barang
Risiko kerugian tidak terlalu besar
Kekurangan Dropship
Keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibanding reseller
Tidak tahu berapa stok barang dan bagaimana kondisi barang yang dijual
Itulah enam perbedaan dropship dan reseller yang harus kamu pahami sebelum memulai usaha.
Nah, kira-kira kamu lebih pilih mana, reseller atau dropship? Apapun pilihan kamu, pastikan kamu sudah mempertimbangkannya dan menyesuaikan dengan kemampuan, ya.
0 komentar:
Post a Comment